Kamis, 27 Januari 2011

air berwarna merah

Air berwarna merah
oleh Kim Morrison pada 19 Januari 2011 jam 21:45
Rasa yang berkecamuk kini berubah menjadi air berwarna merah,mengalir perlahan hingga rongga-rongga terkecil ditubuh.
Aku bertanya,sampai mana kau akan mengalir?
Hingga ruang hampa dibagian tubuh mu,begitu ia menjawab.

cacatan seorang perindu

cacatan seorang perindu
oleh Kim Morrison pada 25 Januari 2011 jam 23:34

entah apa yang harus saya jelaskan atau memang tidak ada yang harus dijelaskan.

sangat mengherankan memang ketika kita sedang merasakan hal yang demikian kuat ini,perasaan rindu yang tertuang dalam sebuah catatan kecil pejalan kaki yang bermimpi terbang.

saya tau dan bahkan cukup tau tentang bintang yang sedang dirindu seorang perindu,yang sedang dirindu merindukan senja dinegri sana,dan si perindu bintang merindukan seorang yang merindukan senjanya.

ketiganya sedang merindu dan menunggu..



ketiganya merindu namun sangat tidak berujung pada kerinduanya,ketiganya dipertemukan dalam kerinduan namun tidak dipersatukan dengan kehadiran bayangan-bayangan yang dirindukan..

dan entah sampai kapan ketiganya akan merindu?

RUANG RASA

oleh Kim Morrison pada 27 Januari 2011 jam 0:17

Sampai saat ini saya masih bertanya tentang semua rasa yang datang diruang ini,

ada banyak rasa yang datang silih berganti,

bergantian datang ke ruang ini,saling mengisi kekosongan jiwa.

yang lebih saya pertanyakan adalah kenapa hanya rasa yang tak tampak itu yang selalu mengisi ruang-ruang kosong ini silih berganti

tak pernah satupun tampak satu wujud yang menghadirkan rasa itu datang?

lelahkah rasa?

lelahkah jiwa?

lelahkah semua?

hanya aku yang jelas merasakan lelah,lelah tentang semua yang hadir di ruang rasa!

dan satu pertanyaan lagi yang muncul dipermukaan tubuh yang lelah,kenapa harus ada ruang rasa?

kenapa rasa diciptakan atau kenapa ada ruang untuk rasa?

akankah pertanyaan ini terjawab?

siapa yang mampu menjawab pertanyaan mahluk tuhan yang sombong ini?